Suatu masa di sebuah kota terdapatlah seorang hakim yang menderita penyakit kronis di hidungnya, berbagai cara telah dilakukan namun tiada yang berhasil menyembuhkan penyakit yang semakin-hari semakin bertambah sakit yang dirasakan, hingga pada akhirnya seorang dokter memberikan vonis yaitu satu-satunya cara yang dapat menyembuhkan penyakit yang diderita sang hakim adalah dengan memotong hidungnya.
sang hakim pun pasrah dengan vonis itu dan mengambil tindakan penyembuhan tersebut dengan memotong hidungnya...
seiring berjalannya waktu, penyakit yang diderita sang hakim berangsur sembuh, namun ketika sang hakim melihat wajahnya di cermin ia pun kaget dan segera memerintahkan anak buahnya dan seluruh staff pengadilan untuk memotong hidung mereka, hingga setelah anak buah hakim dan staff pengadilan telah dipotong hidungnya, mereka pun memerintahkan seluruh keluarganya untuk dipotong hidungnya,.. dan terjadilah pemotongan hidung besar-besaran di kota itu dan begitulah seterusnya hingga tidak tersisa seorangpun di kota tersebut yang tidak terpotong hidungnya..
suatu ketika datanglah seseorang yang berkunjung ke kota tersebut, dan alangkah kagetnya ia mendapatkan semua warga kota tersebut tidak memiliki hidung... dan kagetnya lagi ia diancam akan diculik dikarenakan hidungnya "berbeda" dengan warga di kota itu.... dan nyatanya setiap bayi yang lahir di kota itu akan dipotong hidungnya sebagai penghormatan atas "budaya" yang telah berlaku di kota itu.
Hingga akhirnya secara turun-temurun warga beranggapan bahwa hidung seseorang yang utuh alias tidak dipotong adalah suatu "aib" dan kewajiban masyarakat untuk menyingkirkan "aib" tersebut dengan cara memotong hidungnya.
Dari hikayat di atas coba kita renungkan berapa banyak "budaya" yang telah dilakukan oleh suatu kaum yang menyandang status "muslim", yang secara tidak sadar mereka sesungguhnya sudah melenceng dari hukum/ketetapan/aturan/fitrah yang telah diturunkan Allah kepada mereka, dikarenakan "ketidak-tahuan" mereka atas dien yang telah diturunkan Allah melalui Para Nabi dan Rasul-Nya.
sehingga pada akhirnya sesuatu yang salah terlihat indah dan benar dimata mereka, dan sebaliknya sesuatu yang benar terlihat salah/asing/jelek di mata mereka... naudzubillah
disadur dari postingan bahasa arab Akh. Danang K Wicaksono (Rabu, 13 feb 2013) di FB
